Wow! 3 Tahun Saham RAJA Meroket 1.293%

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten distribusi gas bumi yakni PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) terpantau ditutup melonjak pada perdagangan Selasa (19/12/2023), di tengah rencana perseroan yang akan masuk dua lini bisnis baru, yakni Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Amonia.

Hingga penutupan perdagangan kemarin, saham RAJA melejit 7,94% ke posisi Rp 1.700/saham. Dalam sepekan terakhir, saham RAJA melonjak 10,39%, sedangkan sebulan terakhir terbang 61,9%, dan sepanjang tahun ini sudah meroket 62,68%.

Namun yang menariknya, saham RAJA dalam tiga tahun terakhir sudah meroket hingga 1.293,44%. Sementara pada perdagangan pagi ini, saham RAJA melemah tipis 5 poin (0,29%) ke posisi Rp1.695 per saham.

Saat ini, perseroan bersiap masuk dua lini bisnis baru, yakni EBT dan Amonia. Manajemen mengklaim dua lini bisnis memiliki prospek fundamental bagus.

Adapun menurut Direktur RAJA, Sumantri Suwarno, RAJA mulai masuk dua lini bisnis baru. RAJA mendirikan dua anak usaha baru, yaitu PT Raharja Daya Energi di bidang energi terbarukan dan PT Banggai Amonia Indonesia di bidang petrokimia.

Menurut Sumantri, di sektor petrokimia, sedang berlangsung persiapan untuk proyek amonia yang melibatkan tahap persiapan front dan engineering design, serta persiapan untuk pembangunan konstruksi pabrik.

Sementara itu, di sektor EBT, RAJA tengah melakukan pembicaraan intensif dengan perusahaan dari Timur Tengah untuk mengikuti tender Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari PT PLN (Persero).

Proses ini merupakan bagian dari komitmen RAJA untuk terlibat aktif dalam bisnis EBT. Terkait dengan bisnis utama yaitu minyak dan gas, RAJA memiliki keyakinan harga minyak dunia hingga akhir tahun 2023 akan berada di level US$ 88 per barel sementara untuk tahun depan berada pada level US$ 80 per barel.

Sementara itu dari kinerja keuangannya pada kuartal III-2023, RAJA berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 12,6 juta, naik sekitar 123% dari periode sebelumnya senilai US$ 5,6 juta.

Laba kotor perusahaan juga turut naik menjadi US$ 29,7 juta, dari sebelumnya sebesar US$ 14,2 juta secaratahunan (year-on-year/yoy).

Adapun pendapatan bersih Perseroan naik 26% menjadi US$ 110 juta, dari periode sebelumnya sebesar US$ 87 juta. Selain itu, laba usaha RAJA mencapai US$ 17,9 juta atau naik dari US$ 5,2 juta (yoy).

Manajemen RAJA mencatat beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan ini, di antaranya tambahan pelanggan baru dan kenaikan pendapatan atas kenaikan volume pengaliran pada pipa Perseroan. Manajemen RAJA menjelaskan, peningkatan dua faktor tersebut mampu meningkatkan penjualan gas.

Sampai dengan September 2023, RAJA mencatat penyerapan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 41 juta atau sebesar 82% dari total yang sudah dianggarkan.

Manajemen RAJA mengungkapkan, belanja modal tersebut nantinya akan digunakan pada beberapa proyek milik RAJA, di antaranya investasi pada blok minyak di Sumatera, penyelesaian pembangunan stasiun induk CNG di Jawa Tengah, dan pembangunan pipa untukcustomerbaru yang berada di Provinsi Riau yang akan beroperasi di kuartal IV 2023.

Selain itu, RAJA kini sedang melakukanjoint studyuntuk proyek pengelolaan minyak dan gas di Blok Jabung Tengah, Provinsi Jambi. Manajemen RAJA berharap, proyek yang sudah masuk dalam tahap eksplorasi itu memberikan hasil maksimal pada kuartal IV-2023. https://buerinas.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*