Jakarta,CNBC Indonesia – Terkadang, kita seringkali mengalami kesulitan untuk memahami masalah keuangan yang kita hadapi sehari-hari. Dan jangan salah karena emosi kita seringkali memiliki andil dari semua ini.
Dalam laporan dari Business Insider, seorang konselor pernikahan berlisensi, Jassen Wamala, menyoroti bahwa keputusan terkait keuangan seringkali dipengaruhi oleh emosi daripada logika atau pragmatisme.
Wamala menyatakan, “Langkah untuk mencapai kemerdekaan finansial sebenarnya cukup jelas. Namun, sayangnya, banyak orang yang enggan mengikuti langkah tersebut. Padahal, itu hanya merupakan suatu kerangka berpikir sederhana tentang keuangan. Hal ini terjadi karena mereka tidak membahas aspek-aspek psikologis yang saat ini memengaruhi kehidupan finansial mereka,” seperti yang dikutip dari Business Insider.
Wamala kembali menegaskan bahwa emosi dan sejarah keuangan pribadi dapat memiliki dampak besar terhadap keuangan seseorang. Terutama jika terdapat trauma atau masalah lain, hal tersebut tentu akan sangat mempengaruhi individu yang bersangkutan.
Memahami cerita keuangan sendiri
Kemampuan di diri kita untuk menciptakan hubungan baik dan positif terhadap keuangan memang cenderung rumit. Namun hal itu harus dimulai dari riwayat atau cerita historis mengenai keuangan pribadi kita terlebih dulu yang nantinya dikaitkan dengan persepsi dan aspek lainnya.
Contohnya, sebagian dari kita mungkin ada yang pernah beranggapan bahwa sulit atau tidaklah mungkin bagi kita untuk menikmati kestabilan dalam keuangan lantaran kita sendiri terus menerus merasa kekurangan pendapatan.
Tidak sedikit saran yang diberikan para pakar menyebutkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui berapa uang yang bisa disimpan setiap bulannya, bagaimana menabung dana darurat, memilih asuransi, dan memulai investasi.
Patut diketahui bahwa para pakar seringkali melupakan pentingnya hal yang berkaitan dengan perilaku seseorang terhadap keuangannya di masa lalu.
Seorang perencana keuangan bersertifikasi, Lindsay Bryan-Podvin mengatakan bahwa ketika pakar hanya memfokuskan pembahasan terhadap saran-saran dan tips, maka orang yang mendengar akan merasa “bersalah” atas keuangan pribadinya.
Pakar-pakar harusnya mengedukasi tentang pentingnya memahami hubungan historis seseorang dengan uang. Bagaimana cara dia membelanjakannya, menyimpannya, dan mencarinya.
Karena di situlah nantinya permasalahan keuangan yang sesungguhnya bisa terlihat, karena pada dasarnya emosi seseorang bisa mempengaruhi setiap keputusan finansial yang ada.
Bagaimana cara mudah memahami cerita keuangan kita?
Podvin sempat mengatakan bahwa, Anda bisa saja membuat semacam buku harian atau jurnal mengenai tindakan emosional Anda yang berkaitan dengan keuangan.
Contohnya, ketika Anda berbelanja atau membeli sesuatu, tanyalah ke diri Anda, apakah Anda bangga telah melakukan hal ini? Khawatir? Terganggu? Atau malah takut?
Atau Anda bisa juga bertanya ke diri Anda, mungkin saja pernah ada teman Anda yang menagih utang atau sesuatu yang lupa Anda bayar. Bagaimana perasaan Anda terhadap peristiwa ini? Apakah Anda sangat malu, atau malah biasa saja?
Jurnal inilah yang nantinya harus diberikan ke perencana keuangan Anda, agar mereka bisa menganalisis masalah utama di keuangan Anda. https://lakbanhitam.com/