Muara Enim, CNBC Indonesia – Potensi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Indonesia masih banyak yang belum dimanfaatkan. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, meminta jajarannya melakukan percepatan peningkatan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga 1 Gigawatt (GW), pada 2030 mendatang.
Hal ini diungkapkan Nicke pada acara peletakan batu pertama PLTP Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan, milik PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) di Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (19/12/2023).
Nicke menjelaskan, manajemen sudah mematok target capaian 1 GW kapasitas terpasang di 2030 untuk memproduksi listrik hijau dari energi panas bumi. Ini bisa dipercepat, lantaran Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar dan belum dimanfaatkan.
“Karena kita memiliki WKP yang sedemikan banyak yang belum dikembangkan. Dari WKP yang sudah dikembangkan kita memiliki reserve (cadangan) yang juga cukup banyak. Di lokasi ini (Muara Enim) ada 270 megawatt (MW), dan yang sudah proven (terbukti) itu 150 megawatt. PPA pun sudah ditandatangani untuk 4×55 megawatt,” kata Nicke.
“Jadi Allah memberkahi wilayah ini dengan potensi geothermal yang luar biasa. Secara bisnis sudah di tandatangani juga PPA. Jadi sebetulnya bolanya ada di kita,” sambungnya.
Sehingga ia memerintahkan jajaran Pertamina Geothermal Energy untuk segera merealisasikan capaian 4×55 MW di lokasi Muara Enim. Sehingga pada lokasi ini nantinya akan memiliki 4 unit pembangkit listrik terbangun.
“Semua berkah yang diberikan ini tidak akan berarti apa-apa untuk masyarakat di sini, kalau kita tidak melakukan upaya untuk segera merealisasikan 4×55 MW. Hari ini kita selesai 55 MW, maka unit 3 dan unit 4 setelah kita juga paralel menyelesaikan unit 2 ini harus segera dibangun,” lanjut Nicke.
Di mana untuk PLTP Lumut Balai unit 3 dan 4 ditargetkan rampung pada 2028 dan 2029 mendatang. Nicke mengaku sudah berkomunikasi dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) mengenai pembangunan ini.
“Tadi saya sampaikan JICA, bahwa kita jadikan satu saja jadi 2×55 MW sehingga proses AMDAL, IPPKH, pengadaan, design engineering bisa kita lakukan sekaligus. Sehingga nanti integrasinya sudah kita lakukan dari awal, karena setelah itu kita masih punya fokus di WKP lain yang memiliki potensi yang besar,” kata Nicke.
Ia pun berpesan kepada jajaranya untuk terus melakukan terobosan dan inovasi teknologi maupun komersial, serta terus memanfaatkan potensi geothermal di Indonesian yang merupakan terbesar kedua di dunia.
Selain itu ia juga melihat potensi geothermal sangat besar, belum lagi adanya kandungan silica yang berasal pemisahan mineral juga bisa dimanfaatkan. Sehingga menambah ke ekonomisan pembangunan proyek PLTP. https://makanapasaja.com/