Investor Masih Tunggu Hasil RDG BI, Rupiah Menguat Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap pelaku pasar yang wait and see perihal hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.500/US$ atau terapresiasi 0,03%. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi kemarin (18/12/2023) sebesar 0,1%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.52 WIB turun 0,05% menjadi 102,51. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Senin (18/12/2023) yang berada di angka 102,56.

Nilai tukar rupiah pada hari ini tidak bergerak volatil mengingat saat ini pelaku pasar bersikap wait and see untuk menunggu hasil RDG BI yang akan dirilis pada Kamis (21/12/2023) perihal suku bunga.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6,00%.

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, seluruh instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz melihat kebijakan BI sudah berada dalam tahap “equilibrium”. Dimana kenaikan suku bunga BI di 6% sudah mampu menjaga stabilitas Rupiah dan portofolio asing sudah mulai masuk.

Sedangkan Executive Director, Head of Trading Treasury & Markets Bank DBS Indonesia, Ronny Setiawan memproyeksi Bank Indonesia akan mempertahankan level suku bunga di 6% dalam RDG BI Desember 2023.

Jika BI benar-benar akan menahan suku bunganya, maka ada sekitar 50-75 basis poin (bps) antara Fed Fund Rate dengan BI7DRR. Hal ini akan menjadi baik bagi pasar keuangan domestik karena imbal hasil dalam negeri cukup baik dan menarik bagi investor asing. Dengan kata lain, investor asing diekspektasikan akan tetap masuk dan memperpanjang tren foreign inflow sehingga nilai tukar rupiah pun dapat terjaga.

Lebih lanjut, hari ini juga telah dirilis suku bunga Jepang yang tercatat masih ditahan di level -0,1%. Hal ini dilakukan agar Jepang dapat mengalami pemulihan secara moderat, didukung oleh permintaan yang terpendam namun menyoroti tekanan dari melambatnya pemulihan global.

Dewan menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah pelonggaran tambahan jika diperlukan. https://gondrongjabrik.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*